
MATALOKAL.COM, KENDARI – Sebanyak 4 tersangka operasi tangkap tangan (OTT) KPK diterbangkan ke Jakarta, Jumat (8/8/2025) pagi. Keempatnya dibawa penyidik KPK ke Bandara Haluoleo melibatkan iring-iringan 3 unit mobil.
Rombongan keluar dari gedung Tipikor Direktorat Reserse dan Kriminal Khusus Polda Sultra, sekira pukul 05.45 Wita. Tim KPK juga membawa barang bukti uang yang disimpan dan kardus dan tas ransel hitam.
Namun, setiba di Bandara Haluoleo Kendari, terjadi insiden intimidasi berupa penghapusan gambar liputan jurnalis Antara, La Ode Muh Deden. Deden mengalami diintimidasi oleh Kepala Bandara Haluoleo Kendari, Denny Ariyanto bersama tujuh anak buahnya.
Menurut Deden, insiden itu bermula saat dirinya meliput keberangkatan rombongan KPK yang membawa tersangka OTT Kolaka Timur di Bandara Haluoleo untuk diberangkatkan ke Gedung Merah Putih Jakarta.
Deden mengaku sempat melakukan dokumentasi peliputan video dan foto mengabadikan momen tersangka OTT KPK melakukan pemeriksaan tiket di pintu keberangkatan bandara.
Saat itu, Kepala Bandara Haluoleo Kendari terlihat sudah menanti kedatangan rombongan KPK. Namun, saat hendak mengambil gambar, tiba-tiba Denny Arianto datang menghampiri dan melarang dokumentasi aktivitas KPK di bandara.
“Dia larang ambil gambar, katanya di situ (tempat pemeriksaan awal) daerah sensitif, jadi tidak boleh ambil gambar,” ujar Deden.
Denny Ariyanto lantas memberi tahu anak buahnya sambil menunjuk ke arah Deden. Deden yang merasa ditegur, mendatangi Denny yang tengah bersama tujuh anak buahnya.
Deden lalu mempertanyakan gambar apa yang tidak boleh didokumentasikan sambil memperlihatkan foto serta video di handphone-nya hingga sempat terjadi perdebatan.
Karena kalah jumlah dan dalam tekanan, Deden akhirnya menghapus beberapa gambar. Sempat tak percaya, petugas bandara kembali mengecek handphone Deden dan meminta agar seluruh gambar di bandara dihapus.
“Menurut petugas bandara, itu permintaan KPK yang tidak mau diliput dan kepala bandara tidak mau bermasalah,” jelas Deden.
Meski telah menghapus seluruh gambar, Denny Ariyanto kembali meminta anak buahnya untuk mengecek di folder penyimpanan sampah atau baru dihapus. Alhasil, Deden juga terpaksa menghapus seluruh gambar di folder itu.
“Saya terpaksa hapus, karena sudah tertekan, kalah jumlah, mereka banyak tujuh orang, saya sendiri. Jadi, sama sekali tidak ada gambar liputan,” tandasnya.
Humas Bandara Haluoleo, Nurlansa tak merespon pesan WhatsApp saat dihubungi jurnalis matalokal.com, pada Jumat siang.
OTT KPK di Kolaka Timur
Sebelumnya, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di lingkungan Pemda Kolaka Timur. KPK menangkap 4 orang, tiga di antaranya ASN, sisanya adalah pihak swasta.
Empat orang yang ditangkap ini dibawa ke gedung Tipikor Polda Sultra untuk menjalani pemeriksaan. KPK juga mengamankan sejumlah barang bukti di tempat itu.
Dalam operasi senyap itu, KPK menyegel ruang kerja Bupati Koltim, 2 ruangan di Dinas Kesehatan dan 3 ruangan di Dinas PUPR.
Saat OTT di Kolaka Timur, Bupati Koltim Abdul Azis berada di Kota Makassar untuk menghadiri Rakernas Partai NasDem. Sempat tersiar kabar Abdul Azis ikut terjaring dalam operasi senyap itu.
Abdul Azis lantas membantah OTT itu. Sebab dirinya tengah makan siang di sebuah restoran di Kota Makassar. Beberapa jam kemudian memberikan keterangan resmi bersama Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Syahroni.
Mengetahui Abdul Azis berada di Makassar, tim KPK bergerak ke arena Rakernas Partai NasDem untuk menangkap eks ajudan eks Gubernur Sultra Ali Mazi.
Usai Rakernas Partai Nasdem, Abdul Azis ditangkap KPK lalu dibawa ke Polda Sulsel untuk menjalani pemeriksaan.
Hal itu dibenarkan Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto, Jumat (8/8/2025) pagi. Seperti dikutip dari CNN Indonesia. “Sudah semalam dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan di Polda Sulsel,” ujar Fitroh.
Kader Partai NasDem itu akan dibawa ke Gedung Merah Putih KPK Jakarta, pada Jumat hari ini. Diperkirakan akan tiba pukul 15.00 WIB.
Selain di Kolaka Timur dan Makassar, KPK juga melakukan OTT di Jakarta. Total, ada tujuh orang ditangkap, termasuk Bupati Koltim Abdul Azis. Seluruh tersangka ini dibawa ke Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.
Editor: Fadli Aksar