
Oleh : Aura Fadhilah Rizki
Mahasiswa Program Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University
Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, mengubah cara kita berinteraksi dan berperilaku dalam skala global. Semua pengguna media sosial mulai dari remaja hingga orang dewasa, kini terhubung melalui berbagai platform media sosial. Artikel ini akan membahas dampak signifikan media sosial terhadap perilaku sosial, menyoroti baik sisi positif maupun negatifnya.
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memengaruhi manajemen waktu, fokus, dan produktivitas secara signifikan. Studi menunjukkan bahwa individu yang sering memeriksa media sosial cenderung memiliki tingkat konsentrasi yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas penting. Kecenderungan untuk terus-menerus memeriksa notifikasi dan terlibat dalam aktivitas scrolling tanpa henti dapat mengganggu alur kerja dan mengurangi efisiensi secara keseluruhan.
Pengaruh pada Perilaku
Media sosial memainkan peran yang semakin penting dalam pembentukan identitas, terutama di kalangan remaja. Platform seperti Instagram dan TikTok seringkali menjadi arena utama untuk mencari validasi melalui perolehan suka dan komentar. Namun, dinamika ini juga dapat memicu perbandingan sosial yang tidak sehat, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada penurunan harga diri dan peningkatan kecemasan.
Kecanduan media sosial adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental secara keseluruhan. Tanda-tanda kecanduan ini meliputi perasaan cemas saat tidak terhubung, gangguan tidur yang persisten, dan perasaan rendah diri yang berkelanjutan. Penggunaan media sosial yang berlebihan juga terkait dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda kecanduan ini sejak dini dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengelola penggunaan media sosial secara sehat.
Media sosial juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumtif di kalangan penggunanya. Algoritma yang canggih memiliki kemampuan untuk melacak kebiasaan penelusuran dan preferensi individu secara rinci, kemudian menyesuaikan iklan yang ditargetkan sesuai dengan minat dan kebutuhan yang teridentifikasi. Hal ini menciptakan lingkaran di mana pengguna terus menerus terpapar dengan produk dan layanan baru, meningkatkan keinginan untuk membeli dan mengkonsumsi.
Pengaruh Terhadap Interaksi
Media sosial memfasilitasi perluasan jaringan sosial secara global, memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Namun, perlu dicatat bahwa hal ini juga dapat mengurangi interaksi tatap muka yang berkualitas. Kualitas hubungan virtual seringkali kurang mendalam dan kurang memuaskan dibandingkan dengan hubungan interpersonal yang dibangun melalui interaksi langsung dan nyata. Kurangnya sentuhan fisik dan komunikasi nonverbal dalam interaksi online dapat mengurangi kedalaman emosional dan empati.
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memengaruhi kemampuan individu untuk berkomunikasi secara langsung dan membangun hubungan interpersonal yang sehat. Interaksi online seringkali menghilangkan elemen nonverbal yang sangat penting untuk memahami emosi dan niat orang lain secara akurat. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kesulitan dalam membangun hubungan yang kuat dan bermakna.
Media sosial telah menjadi alat yang ampuh untuk memobilisasi partisipasi dalam berbagai isu sosial dan politik. Kampanye online, petisi digital, dan gerakan sosial dapat dengan cepat menyebar melalui platform media sosial. Namun, perlu diingat bahwa media sosial juga dapat menjadi sarang penyebaran informasi yang salah dan polarisasi pendapat yang berbahaya. Penyebaran berita palsu hoax dan ujaran kebencian dapat merusak kohesi sosial dan memicu konflik.
Media sosial membuat penggunanya menjadi sibuk dengan diri sendiri. Tatkala memainkan gadget sering kali melupakan lingkungan sosial dan bahkan waktunya. Mereka asyik dengan diri sendiri dan bahkan bertingkah aneh di lingkungannya sendiri. Akibatnya banyak kesempatan yang terbuang secara percuma akibat melupakan waktu.
Rekomendasi
Untuk mengatasi dampak negatif media sosial, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, penting untuk meningkatkan literasi media di kalangan masyarakat. Literasi akan membantu kita memilah informasi yang benar dan salah, sementara kegiatan offline akan membantu kita menjaga keseimbangan antara dunia online dan offline.
Kedua, tetapkan batasan waktu penggunaan media sosial yang realistis dan konsisten. Pemanfaatan waktu dalam penggunaan media sosial yang bijak dan terarah dapat membuka pintu menuju kesempatan belajar yang tak terbatas. Ketiga, dorong partisipasi dalam kegiatan offline yang positif dan bermakna. Penting juga untuk mengembangkan kesadaran diri dan refleksi kritis terhadap penggunaan media sosial kita.
Selain dampak negatif, media sosial juga dapat menjadi alat yang ampuh untuk pembelajaran dan pengembangan diri. Banyak platform menawarkan kursus online, webinar, dan konten edukatif lainnya yang dapat membantu individu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Media sosial memiliki dampak yang kompleks pada perilaku dan interaksi sosial. Meskipun menawarkan banyak manfaat, seperti partisipasi sosial yang lebih luas, media sosial juga membawa risiko yang perlu diwaspadai, seperti penurunan fokus, gangguan kesehatan mental, dan polarisasi pendapat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menggunakan media sosial secara bijak, bertanggung jawab, dan dengan kesadaran penuh akan dampaknya. Keseimbangan antara manfaat dan risiko, serta penggunaan yang cerdas dan etis, adalah kunci untuk memanfaatkan potensi positif media sosial sambil meminimalkan dampaknya yang negatif (***).
Referensi:
Allcott, H., & Gentzkow, M. (2017). Social media and fake news in the 2016 election. Journal of Economic Perspectives.
Al-Sharq, et al. (2015). Dampak media sosial dalam gaya hidup sosial. Neliti.
Cahyono, A. S. (2022). Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat di Indonesia. Journal.unita.ac.id.
Juhaepa, Yusuf, B., Ridwan, H., Sarpin, Kasim, S. S., & Elkianus, A. H. (2023). Dampak media sosial terhadap perilaku sosial remaja di Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari. NeoSocietal.
Jurnal Multidisiplin Sosial dan Humaniora. (2024). Media sosial berpengaruh pada perubahan perilaku sosial remaja Kota Medan di era digital.
Jurnal.uns.ac.id. (2021). Dampak media sosial terhadap penurunan nilai. UNS.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Mengenal media sosial agar tak menyesal.
Kross, E., Verduyn, P., Demiralp, E., Park, J., Lee, D. S., Lin, N., & Ybarra, O. (2013). Facebook use predicts declines in subjective well-being in young adults.
Nurfalah, S. (2024). Pengaruh media sosial terhadap perubahan perilaku konsumtif remaja di era digital. Jurnal Ilmu Komunikasi (JIK).
Penerbit Widina Bhakti Persada. (2023). Media sosial untuk remaja.
Rosen, L. D., Carrier, L. M., & Cheever, N. A. (2013). Facebook and texting made me do it: Media-induced task-switching while studying. Computers in Human Behavior.
Sulaeman. (2023). Dampak media sosial terhadap perilaku sosial remaja. Prosiding UNP Kediri.
Turkle, S. (2011). Alone together: Why we expect more from technology and less from each other. Simon and Schuster.
Twenge, J. M. (2020). iGen: Why today’s super-connected kids are growing up less rebellious, more tolerant, less happy–and completely unprepared for adulthood. Perspectives on Psychological Science.
Setiawan, E. B., & Ginting, I. (2024). Pengaruh media sosial terhadap perilaku komunikasi remaja di era digital. Jurnal Pendidikan Tambusai.