160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Opini: Tanggung Jawab Pemilih Di Pilkada 2024 

Andi Awaluddin Maruf. (Dosen Fisip Universitas Muhammadiyah Kendari dan Founder dan Peneliti Indeks Insan Politiea)

Di sebuah warung kopi sederhana di pinggiran kota, seorang ibu pedagang kecil berbisik lirih, “Lima tahun sudah berlalu, tapi nasib kami masih seperti ini.” Kisah ini mungkin terdengar familiar di telinga kita. Ya, setiap pilihan dalam Pilkada memang menyimpan ribuan bahkan jutaan harapan dari mereka yang menantikan perubahan. Tanggal 27 November 2024 akan menjadi momentum penting, dimana suara kita akan menentukan nasib generasi lima tahun ke depan.

Bayangkan sejenak, betapa besarnya tanggung jawab yang ada di pundak kita. Dari 1.553 pasangan calon kepala daerah yang akan berkompetisi di 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota, kita harus memilih pemimpin terbaik yang akan menentukan arah pembangunan daerah kita. Setiap suara yang kita berikan akan berdampak pada nasib pedagang kaki lima yang berjuang mencari rezeki, masa depan anak-anak yang membutuhkan pendidikan berkualitas, dan harapan para petani yang menginginkan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan mereka.

Kualitas seorang pemimpin tidak jatuh dari langit. Ia lahir dari kecerdasan dan kebijaksanaan para pemilihnya. Dengan jumlah kandidat yang begitu besar, tantangan kita adalah memilah dan memilih calon pemimpin yang benar-benar memiliki kapasitas dan integritas. Seperti kata pepatah, “Pemimpin adalah cermin masyarakatnya.” Ketika kita memilih dengan hati nurani dan pikiran jernih, kita sedang menanam benih perubahan untuk masa depan yang lebih baik. Sebaliknya, ketika kita membiarkan suara kita dibeli dengan uang atau janji-janji kosong, kita sedang menggali lubang bagi masa depan anak cucu kita.

Mari sejenak kita menengok ke beberapa daerah yang telah berhasil melakukan transformasi berkat pilihan tepat warganya. Ada daerah yang berhasil mengubah kawasan kumuh menjadi taman kota yang asri, ada yang mampu menghadirkan pelayanan kesehatan berkualitas hingga ke pelosok desa, atau yang berhasil mengangkat derajat petaninya melalui program pertanian modern. Semua ini bermula dari satu hal: pemilih yang bertanggung jawab.

Namun, kita juga tidak bisa menutup mata pada realitas pahit politik uang yang masih menggerogoti demokrasi kita. Di berbagai sudut kampung, masih terdengar bisik-bisik tentang amplop yang beredar menjelang hari pencoblosan. “Terima uangnya, jangan terima janjinya,” adalah ungkapan yang seringkali kita dengar. Tapi pernahkah kita berpikir, berapa banyak air mata yang harus ditumpahkan akibat pemimpin yang membeli kekuasaan?

Menjadi pemilih yang bertanggung jawab bukan berarti kita harus menjadi pakar politik. Di tengah riuhnya kampanye 1.553 pasangan calon, yang kita butuhkan adalah kepekaan terhadap nasib sesama dan kejernihan hati dalam menimbang pilihan. Cobalah bertanya pada diri sendiri: Apakah calon pemimpin ini memiliki kepedulian nyata pada rakyat kecil? Bagaimana track record-nya dalam melayani masyarakat? Apakah programnya menyentuh kebutuhan dasar warga?

Pilkada 27 November 2024 bukan sekadar pesta demokrasi. Ia adalah momen sakral dimana nasib jutaan jiwa dipertaruhkan. Ketika kita melangkah ke bilik suara nanti, ingatlah bahwa setiap contreng yang kita bubuhkan adalah doa dan harapan. Doa para ibu yang menginginkan masa depan cerah bagi anak-anaknya. Harapan para pemuda yang mendambakan lapangan kerja. Mimpi para petani dan nelayan yang menginginkan kehidupan yang lebih baik.

Lima tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menahan derita akibat pilihan yang salah. Sebaliknya, lima tahun adalah waktu yang cukup untuk membangun fondasi perubahan jika kita memilih pemimpin yang tepat. Dari 1.553 pasangan calon yang ada, tentu ada sosok-sosok terbaik yang layak memimpin daerah kita. Pilihan ada di tangan kita. Maukah kita menjadi bagian dari perubahan itu?

Mari kita jadikan Pilkada 2024 sebagai momentum kebangkitan nurani kolektif. Ketika kita memilih dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih, kita sedang menyiapkan hadiah terindah bagi generasi mendatang: pemimpin yang benar-benar mengabdi untuk kesejahteraan rakyat. Karena pada akhirnya, kualitas hidup kita lima tahun ke depan ditentukan oleh pilihan kita hari ini.

Penulis: Andi Awaluddin Maruf. (Dosen Fisip Universitas Muhammadiyah Kendari dan Founder dan Peneliti Indeks Insan Politiea)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like