
MATALOKAL.COM, KENDARI – Sejumlah dosen Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo telah menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik terintegrasi pengabdian kepada masyarakat di Desa Amesiu, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe.
Kegiatan ini diampu oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang diketuai oleh Hartina Batoa, beranggotakan Awaluddin Hamzah, Mariani L, Agustono Slamet, La Ode Arfan Dedu dan Wa Ode Nafilawati serta 15 mahasiswa.
KKN Tematik ini mengusung tema “Diversifikasi Pangan Lokal untuk Mendukung Ketahanan Pangan dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga” yang berlangsung selama 30 hari, sejak 30 Juli hingga 28 Agustus 2024.
KKN Tematik ini digelar dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan pembuatan pestisida nabati, pada Selasa 13 Agustus 2024. Selanjutnya, sosialisasi dan pelatihan diversifikasi pangan lokal untuk meningkatkan pendapatan keluarga, dua hari setelahnya.
Ketua Tim KKN Tematik, Hartina Batoa mengatakan, kegiatan tersebut disambut antusias puluhan warga Desa Amesiu. Bahkan beberapa warga yang bertanya terkait pembuatan pestisida nabati.
“Pembuatan pestisida nabati kebanyakan diikuti oleh pria karena sangat erat kaitannya dengan pekerjaan mereka sebagai petani di kebun dan di sawah,” ujar dosen sekaligus Wakil Dekan II Bidang Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Pertanian UHO.
Sementara itu, sosialisasi dan pelatihan diversifikasi pangan lokal dengan berbagai varian rasa serta pengemasannya juga dihadiri puluhan warga desa Amesiu yang didominasi oleh ibu rumah tangga (IRT)
Hartina Batoa menjelaskan, dalam kegiatan diversifikasi pangan ini, para IRT diberi sosialisasi dan pelatihan mengenai pembuatan berbagai jenis makanan yang berbahan dasar jagung seperti dodol dengan berbagai varian rasa.
“Diharapkan ibu-ibu bisa membuat makanan dan kue berbahan dasar jagung dan dapat mereka jual untuk menambah pendapatan serta pada kahirnya meningkatkan pendapatan mereka,” jelasnya.
Bahan dasar jagung dipilih oleh dosen pembimbing dan mahasiswa, karena di Desa Amesiu masyarakat membudidayakan jagung bahkan sudah terkenal sejak dulu.
Selain itu, di dekat Desa Amesiu terdapat puluhan penjual jagung yang melegenda, tetapi dagangannya hanya berupa jagung rebus, tidak variatif karena tidak memanfaatkan olahan pangan sehingga kurang memberikan keanekaragaman produk.
“Oleh karena itu sosialisasi dan pelatihan ini dapat membuat ibu-ibu tahu bahwa jagung bisa dibuat berbagai jenis makanan dan salah satunya adalah dodol sehingga mereka dapat membuat dan menjualnya,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan terhadap masyarakat desa agar bisa mengolah serta mengembangkan produk pangan lokal yang memiliki nilai jual tinggi, meningkatkan pendapatan keluarga dan untuk mendorong ketahanan pangan.
“Kami berharap lewat KKN Tematik ini bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Amesiu dalam hal ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan keluarga. Dengan keterlibatan aktif dari masyarakat dan dukungan berbagai pihak, tujuan dari kegiatan ini dapat tercapai dengan baik,” tandasnya.
Editor: Fadli Aksar