MATALOKAL.COM, KENDARI – Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari La Saluma diduga mengotaki aksi pengeroyokan terhadap seorang remaja bernama Ahmat Mende.
Tak hanya mengeroyok, komplotan terduga pelaku pengeroyokan ini juga menyekap dan menyita serta membajak handphone milik rekan Ahmat Mende bernama La Ode Syarif.
Dugaan insiden pengeroyokan dan penyekapan itu dilakukan di Jalan Orinunggu, Kelurahan Padaleu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, pada Rabu, 3 Juli 2024 dinihari.
Namun, keluarga korban mengecam penyidik Polsek Poasia lantaran dinilai lamban menangkap para terduga pelaku setelah sepekan dilaporkan.
“Saya sangat kecewa dengan pihak kepolisian yang sangat lambat menangani masalah ini. Padahal buktinya sudah sangat jelas, pelakunya sudah jelas,” ujar Tuti kakak korban, saat dihubungi via WhatsApp, pada Rabu 10 Juli 2024.
Aksi pengeroyokan itu berawal Ahmat Mende bersama Laode Syarif berboncengan ke acara lulo di Jalan Orinunggu. Sepulang dari acara lulo, Mende mengantar Syarif ke kamar kosnya.
Mende kemudian pulang ke kos kakaknya yang berjarak sekitar satu kilometer dari kos Syarif. Sekitar 20 menit kemudian yaitu pukul 00.59, Syarif mengirim pesan kepada Mende memintanya datang ke kos.
“Namun Mende menolak dengan alasan sudah mengantuk. Syarif mengatakan bahwa dia sedang demam dan meminta Mende membelikan obat,” beber Tuti.
Mende akhirnya menyetujui untuk ke kos Syarif dan meminta dijemput. “Tunggu depan lorong andiku (baca: adikku),” tulis Syarif. Pukul 01.23 Wita, Syarif kembali mengirim pesan, “Tunggu”.
“Nehamaikomo (baca: kamu di mana), “Limbamo (baca:keluarmi). Tak lama kemudian, Mende keluar kamar dan melihat orang-orang tak dikenal dengan jumlah lebih dari sepuluh orang, mengenakan masker penutup wajah dan hoodie.
“Dua orang menghampiri Mende lalu mencekik leher, serta menutup mata dan mulutnya menggunakan tangan. Orang-orang ini juga mengeroyok Mende, memukul wajahnya berulang kali, menghantam kepalanya dengan helm, dan menyeretnya di jalan,” jelas Tuti.
Mende meronta dan berusaha melarikan diri. Orang-orang tersebut sempat menabrak kaki kiri Mende dengan sepeda motor. Mende berhasil melarikan diri dan meminta kakak perempuannya membukakan pintu kamar kos.
Setelah berhasil masuk ke kamar dan mengunci pintu, orang-orang tak dikenal itu kembali menggedor pintu dengan berkata, “Buka dulu pintu. Kasih keluar dulu adikku,” yang langsung dijawab kakak perempuan Mende, “Adikmu siapa? Yang ada di dalam sini adikku.”
Orang tersebut mengancam, “Kalau tidak buka, saya bakar ini kos.” Kakak perempuan Mende mengancam akan melapor ke polisi yang dijawab, “Lapor saja.”
Kakak Mende segera menelepon polisi. Orang-orang tak dikenal itu meninggalkan kos sebelum polisi datang. Para pelaku pengeroyokan itu diduga membawa senjata tajam berupa parang panjang.
Hal itu berdasarkan kesaksian penghuni kos lainnya yang menyaksikan kejadian itu. Sekitar pukul 01.38, Syarif menghampiri Mende di tempat kejadian.
Mende dan Syarif dibawa ke kantor Polsek Poasia untuk dimintai keterangan sekira pukul 02.30 oleh Penyidik. Mende divisum di RSUD Kota Kendari.
Pada 5 Juli 2024, La Ode Syarif dimintai keterangan oleh penyidik Polsek Poasia, Briptu Laode Darman. Syarif mengaku disandera di kamar kosnya. Handphone-nya diambil paksa untuk digunakan mengirim pesan ke Mende sehingga terjadilah pengeroyokan.
Di antara mereka, Syarif mengaku hanya mengenal dua orang di antaranya yaitu La Saluma dan Arwan. La Saluma merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas UHO yang juga mantan Wakil Ketua BEM UHO. Arwan adalah mahasiswa Fakultas Teknik UHO.
Menurut Tuti, usai kejadian dirinya sempat menghubungi La Saluma lewat pesan Whatsapp. Eks Wakil Ketua BEM Fakultas Hukum UHO ini mengaku merencanakan pengeroyokan itu dengan motif balas dendam.
“Awalnya dia bilang tidak kenal Mende, tapi pada akhirnya dia mengatakan kalau Mende pernah memukul adiknya di kampung. Jelas sekali dalam percakapan kami kalau mereka memang merencanakan untuk mengeroyok Mende,” ujarnya.
La Saluma bahkan mengaku membuat grup WhatsApp yang merencanakan pengeroyokan. Tuti pun meminta polisi memeriksa bukti percakapan dirinya dengan mahasiswa UHO tersebut. “Jelas sekali bahwa La Saluma ini terlibat,” kata Tuti.
Namun, faktanya Mende tidak pernah memukul adik La Saluma saat Idul Adha lalu. Namun La Saluma ingin balas dendam kepada Mende
“Saya dengar, mereka mau balas dendam atas pemukulan orang Sinar Surya saat Idul Adha. Padahal saya tidak terlibat sama sekali. Bisa ditelusuri kebenarannya,” kata Mende.
Kapolsek Poasia, AKP Jumiran mengatakan, terduga pelaku akan kooperatif mendatangi penyidik untuk menjalani pemeriksaan. “Sudah (dilayangkan surat panggilan). Sudah komunikasi dengan penyidik,” ujar AKP Jumiran.(*)
Editor: Fadli Aksar