160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Dikhianati PPP, Abdul Rasak: Silahkan Pakai Pintunya, Kadernya Solid Dukung Saya di Pilwali Kendari

Bakal Calon Wali Kota Kendari, sekaligus Sekretaris DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Tenggara (Sultra) Abdul Rasak. (Foto: Istimewa)

MATALOKAL.COM, KENDARI – Bakal Calon Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, (Sultra) Abdul Rasak mengaku, meskipun dirinya dikhianati PPP, namun para kader solid mendukung dirinya di Pilwali Kendari.

Hal itu disampaikan setelah Rasak tak mengantongi rekomendasi dukungan dari PPP untuk mencalonkan diri di Pilwali Kendari, melainkan diberikan kepada Aksan Jaya Putra (AJP) berduet dengan Andi Sulolipu.

Abdul Rasak pun merasa dikhianati, lantaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP pasalnya ia merupakan Sekretaris DPW PPP Sultra yang berkontribusi besar bagi partai berlambang ka’bah itu.

Rasak berhasil merengkuh 1 dari 3 kursi PPP di DPRD Sultra di perhelatan Pileg 2024. Abdul Rasak juga meloloskan anaknya di DPRD Kota Kendari yang menjadi satu-satunya kursi PPP.

“Rekomendasi (PPP) diberikan kepada AJP dan Andi Sulolipu. Jadi saya sebagai sekretaris wilayah yang mengikuti (penjaringan) sesuai mekanisme merasa diabaikan dan dikhianati oleh PPP,” ujar Abdul Rasak pada Rabu, 12 Juni 2024.

Menurut Rasak, dirinya merasa punya modal dan kekuatan lebih jika dibandingkan dengan AJP. Sebab, Rasak menyebut, ia memiliki elektabilitas paling tinggi di semua survei.

“Kedua kita posisi sekretaris wilayah, kemudian kita juga memiliki partai untuk mencukupkan syarat minimal yaitu 7 kursi,” beber eks politikus Nasdem ini.

Tak sampai di situ, Rasak mengaku dirinya berkontribusi saat Pileg 2024 berhasil menyumbang 1 kursi di DPRD Sultra dan DPRD Kota Kendari lewat putranya Gilang Satya Witama dari daerah pemilihan Poasia, Abeli dan Nambo.

Bagi Rasak, kontribusi itu sangat berharga, namun PPP mengabaikan indikator tersebut dengan tak memberinya rekomendasi. Bahkan, hingga kini pun dirinya belum mendapatkan penjelasan dari DPP terkait rekomendasi itu.

Rasak menegaskan, walaupun tak bisa menggunakan PPP sebagai kendaraan politik, namun para kader dari tingkat cabang hingga wilayah justru mendukungnya dan memenangkan dirinya di Pilwali Kendari.

“Silahkan dipakai pintunya, tapi gerbong PPP pasti solid ke saya, mulai dari DPC (dewan pengurus cabang) sampai teman-teman DPW (dewan pengurus wilayah) yang lain,” tegasnya.

Kendati demikian, Rasak tak bisa menyembunyikan kekecewaannya tidak didukung PPP. Terlebih dirinya telah berkorban dengan melepas kursi DPRD Kota Kendari dan hengkang dari Partai Nasdem.

“Ini etika politik sangat tidak rasional, seorang sekretaris DPW yang sudah berkontribusi menciptakan kursi, kemudian elektabilitas juga tertinggi, tapi juga (rekomendasi) tidak diberikan. Ini kan jadi pertanyaannya, partai lain pasti diprioritaskan kader,” tegasnya.

Meski kehilangan kursi PPP, mantan legislator Kota Kendari ini masih percaya diri bisa tetap maju di Pilwali 2024. Ia kini fokus membangun koalisi dengan partai lain.

Abdul Rasak juga memastikan dirinya tetap menjadi kader PPP dan membuka peluang maju Pilwali Kendari lewat pintu Perindo, PAN dan Demokrat.

Berdasarkan hasil Pileg 2024, Perindo mengantongi 2 kursi, PAN dan Demokrat masing-masing 5 kursi. Sehingga berdasarkan syarat 20 persen dari jumlah 35 kursi di DPRD, Abdul Rasak bisa memenuhi syarat.

“Kami sudah memiliki rekomendasi dan surat tugas itu bersama dengan calon wakil kita yaitu PAN, Perindo dan bisa juga memiliki Demokrat. PAN dan Perindo ini dimiliki calon wakil saya, kemudian Demokrat saya miliki surat tugas tersendiri,” tandasnya.

Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Kendari, Awaluddin Maruf melihat kondisi itu memungkinkan Abdul Rasak hengkang dari PPP.

“Dugaan saya Rasak menarik diri dari PPP, ngapain dia bertahan di situ. Jadi kalau saya kemungkinan besar Rasak mundur dari PPP,” ujar Awaluddin Maruf kepada marakokal.com, pada Rabu, 12 Juni 2024 malam.

Wacana Abdul Rasak akan meninggalkan PPP makin kuat, menurut Maruf, ketika nantinya eks politikus PAN ini berhasil mendapatkan tiket menjadi Calon Wali Kota Kendari.

Awaluddin Maruf bilang, wajar jika Abdul Rasak merasa dikhianati oleh PPP, lantaran partai besutan Muhammad Mardiono itu membuat keputusan yang blunder.

Sebab, bagi Maruf, Rasak memiliki seluruh indikator untuk diusung oleh PPP, yakni dari sisi kader dan punya elektabilitas tinggi dari seluruh survei internal sejumlah partai.

“Seluruh survei elektabilitas internal yang saya baca dan saya ikuti, pak Rasak ini paling tinggi di Kota Kendari. Pertimbangan logisnya, harusnya Rasak yang harus diusung (PPP),” beber Awaluddin Maruf.

Awaluddin Maruf menilai, penyebab PPP tak memberikan rekomendasi kepada Rasak, namun kepada AJP-Andi Sulolipu bukan didasari faktor elektabilitas, melainkan manuver AJP yang lebih meyakinkan PPP.

Sebab, modal kuat AJP dengan membawa gerbong Golkar yang telah mengantongi 6 kursi diyakini menjadi alasan kuat PPP memberikan rekom.

Sehingga praktis bergabungnya PPP dengan menyodorkan Andi Sulolipu, bisa melaju ke tahap pencalonan di Pilwali Kendari.

Meski begitu, Awaluddin menyayangkan keputusan PPP tersebut, lantaran tak mempercayai kader sendiri, bahkan punya modal dan peluang besar.

“Salah satu tugas partai politik adalah melakukan kaderisasi. Tapi kenapa mencari kader lain, sementara kader sendiri punya peluang. Ini juga menjadi problem di partai politik,” jelasnya.(*)

Editor: Fadli Aksar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like