MATALOKAL.COM, KENDARI – Puluhan warga Desa Pulau Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), melakukan demonstrasi dengan menghalau kapal cepat KM Priscilia 88.
Kapal cepat ini tengah membawa ratusan pemudik arus balik dari Kota Baubau dan Kabupaten Muna menuju Pelabuhan Nusantara Kendari, pada Minggu, 14 April 2024 pagi sekitar pukul 11.00 Wita.
Puluhan warga ini menggunakan sekitar 50 perahu jolor berbaris mencegat KM Priscilla 88 ini melintas. Aksi ini sebagai bentuk protes kepada pemilik kapal lantaran, hempasan ombak merusak fasilitas umum dan rumah warga.
Warga Desa Cempedak, Hasbi mengatakan, setiap kapal cepat itu melintas di dekat pemukiman menciptakan gelombang tinggi sehingga merusak rumah dan tanggul warga. Ditambah lagi, saat ini memasuki musim Angin Timur.
“Sekarang ini air laut setinggi jalan, begitu lewat kapal cepat, air masuk ke dalam rumah, kadang tali body (perahu) sering putus juga karena hantaman ombak kapal cepat,” ujar Hasbi via telepon, usai aksi demonstrasi.
Tak hanya masuk ke rumah warga, ombak yang dihasilkan kapal cepat itu juga merusak tanggul di pesisir Cempedak. Parahnya lagi, kuburan warga juga ikut terhempas hingga batu nisan berhamburan ketika kapal cepat melintas.
Hasbi menyebut, masalah ini sudah lama terjadi, namun warga kadang kebingungan mencari pihak tempat mengadu. Pasalnya, Pemkab Konsel tak pernah menindaklanjuti keluhan warga.
“Pernah ada reses DPD kami usulkan supaya mencarikan solusi masalah dampak kapal cepat. Bupati Konsel juga pernah datang ke sini, kami sampaikan tapi tidak ada tindakan, makanya kami melakukan aksi seperti ini,” jelasnya.
Dalam aksi demonstrasi kali ini, warga meminta perusahaan jasa pelayaran agar mengubah jalur yang jauh dari pemukiman agar tak memperparah kerusakan fasilitas umum tersebut.
”Harapan kami kapal cepat ini ubah jalur lewat belakang (pulau). Tadi kapal bisa melintas setelah mediasi, tapi hanya untuk hari ini, besok sudah tidak bisa lagi,” tegasnya.
Warga akan menggelar aksi yang lebih besar dengan menutup jalur kapal Kendari – Raha – Baubau jika permintaan mereka tak diindahkan.
“Ini baru satu pulau, belum kami undang pulau dua karena ini baru aksi peringatan. Tapi ketika tuntutan kami tidak diindahkan, maka dua pulau yang akan turun menutup jalur kapal cepat ini,” tandasnya.(*)
Editor: Fadli Aksar