MATALOKAL.COM, KENDARI – Sejumlah polisi di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), diduga menyiksa seorang tahanan di Polsek Baruga, berinisial ED (18). Korban dianiaya menggunakan ketapel di ruang tahanan.
Akibat kejadian itu, korban mengalami sesak napas di dalam tahanan dan menderita luka memar di perut. Dugaan penyiksaan itu terjadi di sel tahanan Polsek Baruga, pada Jum’at, 29 Maret 2024 malam.
Ibu korban, AY menceritakan, kejadian penganiyaan itu diketahui ketika membesuk ED pada Sabtu, 30 Maret 2024 lalu. ED tiba-tiba merintih kesakitan saat perutnya disentuh.
“Saya sentuh perutnya, dia kesakitan, saya tanya kenapa, dia buka (perlihatkan) perutnya, saya lihat merah memar. Saya tanya kenapa. Dia bilang pak kanit (IPDA Manson Siregar) masuk di dalam sel, dia kasih berdiri mereka terus diketapel pakai batu besar,” ungkap AY saat ditemui pada Senin, 1 April 2024.
Akibatnya, korban langsung sesak napas. Sesak napas diperparah karena ED memiliki riwayat asma sejak kecil. Korban pun kerap membawa alat uap pernapasan, begitu pula ketika ditahan.
“Anakku ini habis diketapel, jatuh langsung sesak, dia mau ambil alat uap-nya, katanya sudah tidak bisa raih, (akhirnya) temannya yang ambilkan uap-nya,” jelas AY.
Menurut ibu korban, Kanit Reskrim Polsek Baruga IPDA Manson Siregar itu tak peduli dengan kondisi korban. Bahkan, sejumlah polisi menertawai ketika korban sesak napas dan sulit meraih alat uap pernapasan.
Tak hanya itu, korban juga dipukuli dan ditendang sejumlah polisi di bagian kepala ketika diminta tanda tangani berita acara pemeriksaan (BAP). Tapi korban tak mengetahui sosok polisi yang menganiayanya.
“Kan dia baru masuk waktu itu, jadi dia tidak tahu polisi siapa yang pukul dia itu. Pokoknya 3 orang. Satu pukul kepalanya, 2 ditendang. Itu saya masih sabar,” ujar ibu korban.
Tak tahan dengan penyiksaan yang dialami anaknya, ibu korban melaporkan IPDA Manson Siregar ke Propam Polda Sultra, pada Senin, 1 April 2024 siang. Laporan itu tertuang dalam surat nomor: SPSP2/23/IV/2024/Yanduan.
Kapolsek Baruga, AKP Agung Pratomo membantah kejadian itu. Menurutnya, tidak ada kejadian seperti itu. “Tidak ada kejadian itu. Tolong dikroscek informasinya,” ujar AKP Agung Pratomo saat dikonfirmasi via WhatsApp.(*)
Editor: Fadli Aksar