160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Beredar Nilai Seleksi Paskibraka Nasional Tertinggi asal Kota Kendari, Bukan Wiradinata dan Doni

Kendari – Beredar dokumen daftar nilai hasil seleksi Paskibraka Nasional di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dikeluarkan Kesbangpol Sultra. Dalam dokumen itu mencatatkan, nilai hasil seleksi tertinggi diraih siswa asal Kota Kendari.

Nilai tertinggi diperoleh Muhammad Yislam Rasya, siswa SMA Negeri 4 Kendari, yakni 1.582. Nilai itu lebih tinggi dari Paskibraka Nasional utusan Sultra, Wiradinata Setya Persada.

Wiradinata Setya Persada sendiri memperoleh nilai yakni 1.536. Bahkan nilai itu lebih tinggi dibandingkan Doni Amansa, calon Paskibraka Nasional yang tiba-tiba diganti usai diumumkan lolos pada 17 Mei 2023.

Dalam dokumen yang beredar, Doni Amansa diketahui mencatatkan nilai dalam seleksi Paskibraka Nasional itu adalah 1.520 atau berada di posisi ketiga, di bawah Muhammad Yislam Rasya dan Wiradinata Setya Persada.

Muhammad Yislam Rasya bernomor dada 49 (tengah) saat sedang mengikuti tahapan seleksi Paskibraka Nasional untuk dikirim ke Istana Negara. (Foto: Istimewa)

Mengetahui nilai anaknya tertinggi, ibunda Muhammad Yislam Rasya, Yanti pun angkat bicara. Yanti mempertanyakan proses seleksi yang dilakukan Kesbangpol Sultra sebagai panitia daerah.

Pasalnya, bukan Yislam Rasya yang terpilih sebagai Paskibraka Nasional mewakili Sultra ke Istana Negara, melainkan Wiradinata Setya Persada, siswa asal Kota Baubau.

“Kami meminta penjelasan Kesbangpol Sultra, kenapa anak saya memiliki nilai tertinggi seleksi Paskibraka Nasional, tapi tidak lolos,” tanya Yanti, saat ditemui, pada Kamis (27/7/2023).

Yanti bilang, dirinya sempat mendengarkan informasi, bahwa anaknya digagalkan, karena terkena sanksi indisipliner, lantaran terlambat mengikuti proses seleksi. Yanti pun membantah hal itu.

Menurutnya, jika Yislam Rasya sering terlambat dan tidak disiplin, seharusnya panitia seleksi menurunkan nilai anaknya jauh di bawah standar atau bahkan didiskualifikasi sejak awal.

“Kenapa tidak didiskualifikasi atau dipulangkan sejak awal. Tapi ini kan tetap mengikuti seleksi sampai tahap penentuan akhir, bahkan nilainya paling tinggi, beda 50 dari Wiradinata,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Yanti juga menerima informasi bahwa, anaknya tidak diloloskan sebagai Paskibraka Nasional padahal mendapat nilai tertinggi, karena tak memiliki tinggi yang cukup.

Yanti pun cepat-cepat membantah dengan memperlihatkan foto peserta seleksi Paskibraka Nasional bernomor dada 49 itu dari ponsel pribadinya.

“Tinggi anak saya 175, di atas tinggi standar peserta 170. Kalau anak saya tingginya kurang, dari sekolah tidak akan mungkin dikirim mengikuti seleksi. Atau mungkin sejak seleksi awal didiskualifikasi, tapi faktanya tidak begitu,” tegasnya.

Yanti pun meminta Kesbangpol Sultra untuk menjelaskan sejumlah keanehan nilai itu. Pihaknya juga akan menempuh jalur hukum jika Kesbangpol Sultra tak bisa membeberkan alasan dan bukti yang kuat anaknya tidak lolos ke Paskibraka Nasional.

Sementara itu, saat dikirimi nilai tersebut, Kepala Badan Kesbangpol Sultra, Harmin Ramba tak merespon pesan WhatsApp wartawan.***

Penulis: FAD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like