Kendari – Bentrok pecah antara mahasiswa dengan aparat kepolisian di depan Mapolda Sulawesi Tenggara, Kota Kendari, pada Kamis (15/6/2023) sore hingga petang tadi.
Bentrokan terjadi saat demonstrasi mahasiswa yang memprotes tindakan represif kepolisian menembakkan gas air mata kadaluarsa di dalam kampus Universitas Halu Oleo (UHO), sehingga mengganggu aktivitas perkuliahan pada 3 hari lalu.
Unjuk rasa yang dilakukan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) UHO dan sejumlah organisasi eksternal kampus ini awalnya berlangsung damai.
Namun, mahasiswa mendapatkan provokasi dari belakang massa yang melempar batu ke arah polisi. Mahasiswa yang hendak bermediasi di dengan pejabat Polda Sultra pun harus menarik diri.
Sekelompok orang yang masuk ke dalam massa mahasiswa terus-menerus melakukan pelemparan batu ke arah barikade polisi. Lemparan batu itu dibalas dengan tembakan gas air mata.
Bentrokan pun pecah, polisi terpaksa memukul mundur massa anarkis ini ke arah kampus menggunakan tembakan gas air mata dan meriam air.
Usai dipukul mundur, polisi melakukan penangkapan terhadap mahasiswa dan sejumlah orang. Total ada 19 orang ditangkap, 17 di antaranya mahasiswa.
Ke-19 orang yang ditangkap ini dibawa ke Mapolda Sultra untuk menjalani pemeriksaan untuk dilakukan penindakan hukum.
Kapolresta Kendari, Kombes Pol M Eka Fathurrahman mengatakan, demo yang dilakukan mahasiswa berlangsung kondusif, namun ada sejumlah penyusup yang melakukan aksi anarkis.
“Mahasiswa dari HMI, GMNI dan KBM UHO berlangsung kondusif, bahkan sudah menarik diri, namun ada penyusup. Perusuh-perusuh ini menyerang petugas kepolisian dengan batu,” ungkap Kombes Pol M Eka Fathurrahman.
Eka Fathurrahman menjelaskan, penembakan gas air mata ke dalam kampus merupakan niat baik kepolisian. Karena saat itu ada sekelompok orang yang akan melakukan kerusuhan, sehingga polisi bergerak membubarkan.
Kelompok massa ini memblokir jalan di depan kampus, polisi lantas membubarkan dengan tembakan gas air mata. Saat itulah, terjadi penyerangan kepada polisi menggunakan batu dari dalam kampus.
“Ada persepsi yang salah dari adik-adik kita dari dalam kampus, karena melihat banyak polisi, melakukan terhadap petugas kami. Akhirnya petugas kami melakukan pembelaan diri, bukan menyerang kampus,” tandasnya.
Meski telah dibubarkan, sejumlah orang kembali memblokade jalan dan membakar barier polisi di Bundaran Tank Anduonohu, pada Kamis malam.
Akibatnya, polisi terpaksa membubarkan paksa aksi anarkis ini dan melakukan penangkapan terhadap sejumlah orang.***