Kendari – Purnawirawan Mayjend TNI Andi Sumangerukka ‘kudeta’ Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Tenggara (Sultra) dari tangan pensiunan Marsekal Muda TNI La Ode Barhim.
Andi Sumangerukka terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Muswilub) PPP Sultra yang digelar di Hotel Sutan Raja, Kabupaten Kolaka, pada Sabtu (3/6/2023).
Eks jenderal bintang 2 ini merebut kepemimpinan PPP Sultra dari La Ode Barhim yang hanya menakhodai partai berlambang Ka’bah ini kurang dari 2 tahun.
Kudeta Ketua PPP Sultra yang dilakukan Andi Sumangerukka berawal saat DPP PPP menerbitkan surat keputusan mencopot La Ode Barhim.
Dalam surat bernomor: 0849/SK/DPP/W/IV/2023, menunjuk Plt Ketua DPW Sultra Amir Uskara untuk segera menggelar Muswilub DPW PPP, paling lambat 2 bulan.
Pencopotan La Ode Barhim bukan tanpa alasan. Dalam SK DPP PPP itu, dalam poin pertimbangan angka 2, menyatakan karena adanya surat mosi tidak percaya dari seluruh DPC dan badan otonomi (banom) partai.
“Memperhatikan surat mosi tidak percaya kepada DPW PPP Sultra, dari DPC dan banom se Sultra,” tulis SK DPP yang dikeluarkan pada (29/4/2023) lalu.
Atas dasar itu, Muswilub pun digelar, dihadiri oleh 17 ketua dan Sekretaris DPC PPP SE Sultra serta 4 banom.
Dalam Muswilub ini, Andi Sumangerukka terpilih secara aklamasi. Proses pemilihan ini berjalan sesuai dengan AD/ART dan sejalan dengan hasil Muktamar DPP PPP di Makassar.
Usai terpilih, Andi Sumangerukka mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya sebagai Ketua DPW PPP.
“Tugas ini bukanlah hanya tanggung jawab individu, tetapi dipikul bersama seluruh anggota partai,” katanya.
Andi Sumangerukka juga menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan seluruh kader PPP Sultra demi mencapai keberhasilan dan kemajuan partai.
Andi Sumangerukka mengajak seluruh kader PPP Sultra untuk bersama-sama membesarkan partai.
Ia menekankan pentingnya kebersamaan dan solidaritas sebagai kunci utama untuk meraih kemenangan di Pemilu 2024 mendatang.
Barhim Begal Partai
Jauh sebelum Andi Sumangerukka menduduki Ketua DPW PPP Sultra, kisruh di internal partai berlambang ka’bah terjadi sejak 2021 lalu, tepatnya setelah Muswil PPP Sultra yang dihelat pada 18-19 Juni.
Kala itu, Muswil ke-9 PPP Sultra memilih Rasyid Syawal secada aklamasi sebagai Ketua DPW di Sultra. Namun, DPP tiba-tiba menunjuk La Ode Barhim yang bahkan kader dan melengserkan Rasyid Syawal.
Pengamat Politik Universitas Halu Oleo (UHO), Najib Husain mengistilahkan kasus ini sebagai begal partai.
Najib Husain menilai proses pergantian Ketua PPP Sultra La Ode Barhim ke Andi Sumangerukka jauh lebih elegan dibandingkan Rasyid Syawal.
Sebab, Rasyid Syawal terpilih secara aklamasi lewat muswil sesuai mekanisme partai.
“Waktu itu yang diusul Rasyid Syawal, bukan dia yang ditunjuk (Ketua DPW PPP Sultra) malah orang yang tidak diusul (La Ode Barhim),” ujarnya.
Menurut Najib, iklim PPP Sultra saat ini dalam kondisi sakit, sehingga membutuhkan pengambilan keputusan mekanisme luar biasa untuk menyelamatkan partai.
Selain itu juga, keputusan untuk menggulingkan La Ode Barhim karena DPP melihat, Purnawirawan Marsekal Muda ini tak bisa menyatukan friksi-friksi di Sultra.
“Kerja-kerja PPP (Sultra), belum sesuai keinginan DPP, sehingga harus mengambil mekanisme ini (musyawarah luar biasa). Jika tidak, harus menunggu 5 tahun lagi,” bebernya.
Sehingga, bagi Najib, Musyawarah Wilayah Luar Biasa PPP Sultra ini merupakan keputusan yang terbaik dari yang terburuk.
“Tidak ada jalan lain yang harus diambil kecuali mengadakan pergantian pada pucuk pimpinan PPP,” imbuh dosen Fisip UHO ini.
Dihubungi terpisah, La Ode Barhim belum menjawab pesan WhatsApp wartawan, pada Minggu (4/6/2023).