Kendari – Sejumlah personel TNI AD diduga menutup aktivitas pemuatan bijih nikel di 9 pelabuhan tambang, Desa Marombo Pantai, Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara (Konut), pada Jumat (19/5/2023).
Lima di antara 9 pelabuhan tambang itu yakni milik PT Unaaha Bakti Persada (UBP), PT Tristaco, PT Bososi, PT Apolo, dan PT Bososi Pratama.
Upaya penutupan jetty oleh oknum TNI AD ini diduga memiliki motif tersembunyi, salah satunya meminta jatah alias royalti kepada perusahaan tambang dari setiap penjualan bijih nikel.
Penghentian aktivitas pemuatan bijih nikel itu membuat pengusaha geram, sebab mengganggu jalannya operasional perusahaan dan menghambat investasi seperti yang digaungkan Presiden Jokowi.
Tak hanya itu, sejumlah oknum TNI ini juga membawa kapal tongkang di Pelabuhan Tambang PT Bososi untuk memuat material bijih nikel.
Meski ditentang pihak perusahaan, namun sejumlah aparat TNI berseragam lengkap tetap saja mengangkut bijih nikel di kawasan PT Bososi dan dimuat ke tongkang.
Humas PT UBP dan Tristaco, Aguslan menjelaskan, penutupan pelabuhan tambang itu bermula saat 5 anggota TNI tiba-tiba datang meminta aktivitas dihentikan.
“Kami kaget, ada apa TNI datang tiba-tiba minta aktivitas dihentikan. Kami mempertanyakan itu, tapi mereka bilang diperintah Dandim Konut dan Danrem 143 Haluoleo,” ungkap Aguslan.
Menurut Aguslan, aparat yang berwenang menghentikan aktivitas di pelabuhan tambang adalah TNI AL dan Syahbandar. Selain itu, pihaknya juga memiliki izin terminal pelabuhan yang resmi.
“Ini bukan kewenangan TNI untuk menutup, apa maksud dan tujuan mereka datang tutup,” tanya Aguslan.
Karena menolak penutupan, perdebatan pun terjadi antara pihak menejemen perusahaan dan personel TNI. Saat itu pula, anggota TNI ini meminta jatah royalti untuk setiap pengapalan kepada menejemen PT UBP dan Tristaco.
“Yang jelas mereka minta royalti dari setiap pengapalan, padahal ini IUP (izin usaha pertambangan) resmi. Tapi kami tidak mau,” tegasnya.
Meski mendapatkan intimidasi, para pekerja di pelabuhan tambang itu tetap menolak dan melakukan perlawanan untuk ditutup, sebab, TNI AD tak punya kewenangan.
Tak sampai di situ, sejumlah oknum TNI juga memasukkan kapal tongkang ke pelabuhan tambang PT Bososi, pada Jum’at (19/5/2023).
Karyawan PT Bososi, Dirman mengatakan, sejumlah oknum TNI ini datang mengambil bijih nikel di dalam perusahaan, setelah ditinggalkan kontraktor.
“Ini para tentara ada yang dari Intel, POM. Kata mereka diperintahkan langsung oleh Danrem, saya tidak tahu namanya,” ucap Dirman.
Para personil TNI ini ingin menemui menejemen PT Bososi, tetapi tidak diizinkan. Sehingga, Dirman menemui langsung para prajurit tersebut.
Dirman meminta kepada aparat TNI itu untuk menghentikan pemuatan bijih nikel. Namun, kata dia, para TNI ini bersikukuh tetap mengangkut ore nikel, karena diperintah Danrem 143 Haluoleo.
“Jawaban saya terima adalah, siapapun yang menghalangi, apapun yang terjadi, tetap kegiatan ini berlanjut, kecuali ada perintah dari Danrem. Kalau saat ini Danrem memerintahkan berhenti, saat ini juga saya hentikan,” ucap Dirman.
Saat pemuatan ore nikel, aparat TNI ini juga ikut mengawasi. Bahkan, sejumlah prajurit ini tak takut kegiatan itu didokumentasi.
Dirman menyebut, upaya pengambilan bijih nikel secara paksa oleh oknum TNI ini, bisa disebut pencurian. Karena bijih nikel itu milik PT Bososi.
“Ini merupakan penyalahgunaan kewenangan Danrem. Mereka menggunakan aparat TNI untuk mengintimidasi karyawan dan pihak pengamanan,” tegasnya.
Sementara itu, Plt Kapenrem 143 Haluoleo Kendari, Lettu Inf Rusmin Ismail membatah penutupan pelabuhan tambang.
Menurut Rusmin, tindakan TNI di Jetty hanyalah turun ke lokasi pertambangan untuk mencari oknum-oknum yang mengatasnamakan Danrem untuk memuluskan pertambangan di sana.
“Tidak ada penutupan atau penghentian aktivitas di 9 Jetty tersebut. Aktivitas pengapalan tetap berlangsung seperti biasa,” ucap Rusmin.
Rusmin bilang, TNI akan terus melaksanakan pengawasan ketat terhadap aktivitas pertambangan di Konut untuk memastikan semua kegiatan berlangsung sesuai ketentuan.
Rusmin mengimbau kepada seluruh pihak yang terlibat dalam industri pertambangan di Konut untuk bekerjasama dengan aparat TNI dalam menjaga keamanan dan ketertiban serta memastikan keberlanjutan operasional.
Penulis: FAD